Jungkir Balik Belajar SEO

Alhamdulillah akhirnya bisa posting lagi. Setelah vakum cukup lama.

Mohon dimaklumi, karena kemarin saya sulit sekali membagi fokus, antara mengelola bisnis dengan menulis. Harus jungkir-balik untuk survive.

Karena itu pula lahirlah tulisan ini, jungkir-balik belajar SEO. Jadi daripada curhat, mending saya bagi ilmu yang saya tahu tentang SEO, biar jadi berkah dan nambah rezeki.

Bila membahas SEO, maka orang yang saya anggap paling berjasa dalam memberikan ilmunya kepada saya, adalah Ibrahim Vatih.

Beliau ada di foto ini, kami sering dianggap mirip, terutama saya sih yang menganggap begitu.

belajar seo wordpress

Perkenalan pertama kami adalah lewat platform Multiply. Saya ingat dulu akun beliau adalah laptopmini. Akun saya carrotsoup.

Sejak di MP bahkan banyak yang sudah menganggapnya mastah. Saya sampai menyangka orang di balik laptopmini adalah lelaki paruh baya usia 40 tahunan.

Pertemuan pertama kami adalah saat membesuk seorang teman MP di rumah sakit. Kalo ga salah sekitar tahun 2009.

Itulah pertama kali saya harus menerima kenyataan, bahwa sang mastah adalah seseorang yang usianya jauh lebih muda dari saya. Mungkin waktu itu masih seumuran anak SMA.

Kini beliau adalah pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Sintesa di Magetan. Pesantren yang memfokuskan kurikulum di hapalan Quran dan belajar internet marketing ini telah meluluskan banyak santri, yang berpotensi menjadi mastah-mastah berikutnya.

Walau bukan santri resmi, tapi saya beruntung pernah merasakan ‘mondok’ di sana sekitar sepekan. Lumayan untuk jadi modal memulai perjuangan sebagai internet marketer.

Emangnya SEO itu apa sih Om?

SEO itu singkatan dari Sentuhan Emas Omali.

Gak ding, SEO itu singkatan dari Search Engine Optimization, artinya kurang lebih adalah cara untuk mengoptimalkan mesin pencari.

Kenapa mesin pencari harus dioptimalkan? Ya untuk mendatangkan keuntungan. Keuntungan ini bisa berupa apa saja, tidak melulu harus uang. Bisa berupa ketenaran, bisa untuk membersihkan nama baik, bisa untuk banyak hal.

Jadi mekanismenya begini, dalam konteks bisnis, anggaplah kita ingin memperkenalkan produk kita melalui search engine/mesin pencari. Produk itu misalnya T-Shirt dengan wajah Omali di bagian depan.

Dengan SEO berarti kita akan melakukan cara-cara untuk membuat ketika orang mencari kata kunci “kaos Omali” atau “t-shirt Omali” atau “oblong Omali” atau “baju Omali” lewat mesin pencari, maka produk kitalah yang akan muncul.

Mesin pencarinya bisa apa saja. Umumnya google. Bisa juga kotak search facebook, bila berjualan di facebook. Atau tombol search IG bila jualan di instagram. Atau marketplace, atau youtube. Bisa juga selain itu, bisa juga semuanya.

Semakin depan produk kita muncul, semakin bagus. Semakin banyak produk kita yang muncul, juga semakin bagus.

Muncul di halaman satu mesin pencari lebih baik dari halaman dua. Muncul di urutan ketiga halaman satu, lebih baik dari urutan pertama halaman dua.

Terus caranya biar bisa pejwan gimana Om?

Nah, caranya ini yang bikin jungkir-balik jumpalitan. Karena tiap mesin pencari itu punya algoritma masing-masing, yang hanya diketahui secara persis oleh “orang dalam”.

Artinya ya kita hanya akan diberitahu kisi-kisinya saja, lalu menduga-duga dan mencoba strategi yang kita anggap terbaik.

Algoritma itu apa Om?

Jadi gini, saya coba ibaratkan web kita, atau akun medsos kita, atau akun marketplace kita adalah sebuah rumah. Rumah kita sendiri, yang ditinggali oleh kita, pasangan kita, anak-anak kita, keluarga kita.

SEO itu adalah cara agar setiap orang yang mencari siapapun yang tinggal rumah kita, maka mereka akan menemukannya.

Orang akan mencari (abaikan teknologi map, GPS dsb) dengan bertanya kepada orang lain, harapannya orang yang ditanya tahu rumah kita.

Kata kunci atau keyword, adalah kata yang digunakan orang untuk bertanya. Contoh bila yang dicari rumah saya, maka pertanyaannya kira-kira begini.

“Rumah Omali di mana ya?”

“Rumah Ari Maulana di mana ya?”

“Kamu tahu arah ke rumah Aslam ga?”

“Kalau mau ke rumah Peniwati, lewat mana?

“Tahu alamat ini ga? Jalan Dahlia 4 Blok B 15 nomor 2, RT 13 RW 5, Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat?”

Itulah kata kunci atau keyword menuju rumah saya.

Nah, orang yang mencari rumah saya, adalah mereka yang menggunakan mesin pencari untuk menemukan kebutuhannya. Orang yang ditanya, adalah mesin pencarinya.

Jadi algoritma itu semacam standar yang dibuat oleh mesin pencari, agar kita dikenal olehnya. Bukan hanya kenal biasa, tapi kenal akrab sampai bisa tahu detil di mana rumahnya dan lewat mana jalan tercepat.

Kembali ke contoh, standar orang yang ditanya nantinya beda-beda. Misal, standarnya laki-laki beda dengan perempuan.

Ada laki-laki yang mau akrab dengan laki-laki kurus, ekonomi sulit, fisik biasa aja, suka nebeng ke mana-mana, suka mampir ke rumahnya di jam makan siang.

Kalau yang mencari rumah saya bertanya ke laki-laki tipe ini, dia akan menemukan jawaban. Karena saya berhasil menembus algoritmanya.

Tapi ada juga perempuan yang maunya akrab dengan laki-laki lucu, ngegemesin, kulit agak gelap, berkacamata, bijak, baik hati, penyabar, mau diajak susah.

Tipe yang ini juga saya yakin bisa menembus algoritmanya.

Semakin banyak mesin pencari yang algoritmanya bisa ditembus, tentu semakin bagus. Tapi bila sulit, fokus pada mesin pencari tertentu saja, itu lebih baik.

Bila algoritma sudah berhasil kita tembus, PR berikutnya adalah bagaimana cara menembus halaman satu, bahkan peringkat satu.

Semakin spesifik kata kunci, semakin mudah untuk di-halaman-satu-kan. Istilahnya dikenal sebagai long tail keyword, kata kunci yang panjang.

Untuk contoh pertanyaan-pertanyaan di atas, “Tahu alamat ini ga? Jalan Dahlia 4 Blok B 15 nomor 2, RT 13 RW 5, Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat?” adalah yang paling mudah untuk menemukan jawaban.

Bila ada orang yang bertanya alamat itu ke warga Gandul yang bahkan sama sekali tidak kenal Omali, maka dia tetap bisa sampai. Artinya, jawaban itu bisa ditemukan di banyak mesin pencari.

Tapi bagaimana bila kita ingin orang bisa menemukan rumah kita walaupun belum tahu alamat lengkapnya?

Bagaimana caranya agar ketika orang bertanya “Rumah Omali di mana ya?” maka dia langsung bisa sampai ke alamat tujuan?

Sabar, sabar. Caranya tentu tidak bisa dibahas dalam satu tulisan. Bisa jungkir-balik saya nulisnya.

Insya Allah saya akan rutin membagikan apa yang saya tahu seputar SEO ini, dipantau aja ya. Walau ilmu yang saya tahu juga masih amat sangat sedikit, tapi semoga bisa bermanfaat buat teman-teman yang belum tahu sama sekali.

Tapi kalo sulit bersabar menunggu, ya apa boleh buat. Silakan japri langsung aja ke sini. Ada tim arsip.co yang siap diajak diskusi kapan saja, asal jangan di waktu tidur aja.

Atau bisa juga berdiskusi dengan meninggalkan komen di bawah, insya Allah akan saya balas. Semoga dengan berdiskusi, ilmu saya juga bisa nambah. Aamiin.

1 thought on “Jungkir Balik Belajar SEO”

  1. memang seo ini susah-susah gampang sih, tp kalau melihat persaingan dari dulu dan skrg bahwa seo dikuasi dengan modal autority yg sangat dipercayai google.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.