Return of The Condor Heroes dan 4 Serial Silat Mandarin yang Melegenda

Kamu yang tumbuh di era 1990 hingga 2000-an dan akrab dengan televisi, pastilah tak asing dengan serial mandarin yang ramai ditayangkan di stasiun televisi tanah air kala itu. Meski telah dirajai oleh sinetron produksi dalam negeri dan serial telenovela dari Amerika Latin, ternyata beberapa serial mandarin tetap menjadi tontonan wajib bagi sebagian besar pemirsa kita. Serial mandarin dengan genre silat yang biasanya banyak digemari. Inilah ulasan selengkapnya tentang Return of The Condor Heroes dan 4 serial silat mandarin yang melegenda versi Tiga Kali

Return of The Condor Heroes

Fim Silat Mandarin 1983, Return of The Condor Heroes
Return of The Condor Heroes 1983 (s-media-cache-ak0.pinimg.com)

Return of The Condor Heroes atau Kembalinya Pendekar Rajawali adalah serial silat yang sangat melegenda kala itu. Selain karena dibintangi oleh Andy Lau remaja yang sedang menanjak karirnya kala itu, alur cerita dalam serial ini juga cukup menarik. Return of The Condor Heroes diilhami dari novel Trilogi Rajawali karya Jin Yong.

Serial televisi ini berkisah tentang petualangan seorang pemuda bernama Yo Ko yang sudah menjadi yatim piatu di usia 11 tahun. Ia kemudian tinggal bersama pamannya, Kwee Ceng. Karena diperlakukan berbeda dan ingin memperdalam kemampuan silatnya, akhirnya Yo Ko pergi meninggalkan rumah pamannya.

Dalam pencariannya akan silat, Yo Ko bertemu dengan Siauw Lionglie atau yang terkenal dengan sebutan Gadis Naga Kecil. Akhirnya Yo Ko berguru dengan Siauw Lionglie dan menjadi sepasang kekasih, namun hubungan mereka ditentang banyak orang karena tidak sesuai dengan adat. Di akhir perjalanannya, bersama kekasihnya, Yo Ko menjadi pendekar rajawali yang kuat dan pilih tanding.

To Liong To

Pemeran to liong to
Pemeran Film Silat Mandarin To Liong To (2.bp.blogspot.com)

To Liong To atau Golok Pembunuh Naga adalah serial silat mandarin berikutnya yang menggantikan Return of The Condor Heroessaat episodenya sudah berakhir. Kedua serial mandarin tersebut diilhami dari novel yang sama, yaitu Trilogi Rajawali karya Jin Yong. To Liong To merupakan bagian ketiga dari trilogi tersebut. Sebelum diangkat menjadi serial televisi, novel ini diterbitkan dalam bentuk serial pertama kali oleh harian Ming Pao pada Juli 1961.

To Liong To berlatar belakang Dinasti Yuan, dimana pertentangan antar partai sangat marak. Serial ini menceritakan tentang kiprah tokoh utamanya, Thio Boe Ki dalam membela partai yang dianggap sesat dan menyatukan perpecahan di dunia persilatan sehingga mampu mengusir penjajah.

Judge Bao

adegan film klasik mandarin judge bao
Judge Bao 1983 (i.ytimg.com)

Judge Bao (Hakim Bao) adalah sebuah serial biografi tentang kiprah Bao Zheng, seorang hakim dan negarawan terkenal di zaman Dinasti Song Utara. Bao Zheng menjadi inspirasi karena ia bekerja dengan adil, berani dan berpegang teguh pada kebenaran.

Kecerdasan dan bakatnya membuat kagum orang banyak.Karena bakat dan karakternya tersebut, Kaisar Song Renzong mempromosikan dan memberikannya jabatan penting sebagai hakim di Bian, ibukota Dinasti Song.

Hakim Bao terkenal karena tak kenal kompromi terhadap korupsi yang dilakukan para pejabat pemerintahan. Hakim Bao berusaha menegakkan keadilan, bahkan menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya, bila itu tidak benar. Hal itu ditunjukkannya dengan menolak tunduk pada Guru Besar Liu Pang, ayah mertua Kaisar, sehingga Liu Pang menganggap Bao sebagai musuh besarnya.

White Snake Legend

drama klasik mandarin white snake legend
Film Silat Klasik Mandarin White Snake Legend (cdramadevotee.files.wordpress.com)

White Snake Legend lebih dikenal di Indonesia sebagai Legenda Siluman Ular Putih. Serial mandarin ini cukup marak digemari saat penayangannya masa itu, sehingga banyak produsen merchandise memasang poster film ini dalam produknya. Serial televisi White Snake Legend diilhami dari cerita rakyat China yang telah dilestarikan secara turun temurun.

White Snake Legend bercerita tentang kisah cinta terlarang antara siluman ular putih, Pai Su Cen dan seorang laki-laki bernama Shi Han Wen. Tidak hanya saling mencintai sebagai sepasang kekasih, namun mereka juga melangsungkan pernikahan.

Seorang biksu menentang pernikahan ini dan menginginkan mereka berpisah karena sang biksu tahu siapa sebenarnya Pai Su Cen. Cerita berakhir dengan dikurungnya Pai Su Cen di Pagoda Leifeng oleh sang biksu karena ia mengamuk sehingga menghancurkan kota Hangzhou.

Kera Sakti

pemeran film silat kera sakti
Pemeran Film Silat Klasik Kera Sakti (cdn.idntimes.com)

Dibandingkan dengan keempat serial di atas, tampaknya Kera Sakti adalah yang paling banyak digemari. Serial televisi yang satu ini selalu menjadi top of mind khalayak karena memiliki soundtrack nge-rap yang khas. Kera Sakti adalah adaptasi dari novel mitologi klasik berjudul Perjalanan Ke Barat (Journey To The West), sebuah karya sastra klasik yang terkenal dari zaman Dinasti Ming.

Kera Sakti bercerita tentang perjalanan Sun Go Kong, raja kera yang lahir dari batu dengan serapan energi alam. Sun Go Kong bertugas mengawal gurunya, Biksu Tong. Oleh Dewi Kwan Im, Biksu Tong diperintahkan untuk mengambil kitab suci ke barat (India). Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Tie Pat Kay, manusia babi, dan Sam Cheng atau Wu Ching, seorang rahib.

Keduanya bergabung dalam perjalanan tersebut dan menjadi murid kedua dan ketiga Biksu Tong. Perjalanan ke barat bukanlah tugas yang ringan, keempat tokoh ini harus melalui 14 musim panas dingin dan 81 kali bahaya menghadapi gangguan dari siluman yang ingin menawan Biksu Tong, hingga akhirnya mereka berhasil membawa kitab suci kembali ke China.

Banyak makna kehidupan yang tersurat dalam serial Kera Sakti ini. Paling utama adalah bagaimana pertentangan baik dan buruk selalu mewarnai kehidupan manusia. Akhirnya, hanya manusia yang tetap memilih kebaikanlah yang akan selamat.