Membentuk Anak Cerdas, Tidak Hanya Lewat Sekolah

Semua orang tua pasti bahagia jika memiliki anak-anak yang cerdas. Sayangnya sebagian diantara mereka menganggap bahwa salah satu jalan mencerdaskan anak adalah dengan menyekolahkan anak sedini mungkin. Padahal masa-masa pengikatan hubungan anak dan orang tua yang paling berharga dan menjadi modal besar bagi hubungan mereka di masa yang akan datang adalah kedekatan di masa-masa awal tumbuh kembang mereka. Sekolah memang salah satu sarana mencerdaskan anak, namun bukan berarti proses mencerdaskan anak tidak dapat dilakukan di luar bangku sekolah.

Saat ini berbagai produk edukasi mulai berjamur di masyarakat dan menginspirasi para orang tua untuk mengisi waktu yang berkualitas dengan anak-anak mereka. Berbagai pengetahuan kognitif mulai diberikan sedini mungkin bahkan tak jarang para ibu berbayi disibukkan dengan membacakan kartu belajar kepada bayi-bayi mereka.

Anak Cerdas didikan Orang tua
Orangtua Harus Mampu Membangun Kedekatan Emosional Dengan Anak (flickr.com)

Dalam kehidupan nyata ternyata kecerdasan tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang. Lalu bagaimanakah proses pendidikan yang mencerdaskan? Sebelum kita membahas proses, tentunya kita harus dapat mendefinisikan kecerdasan yang kita ingin raih dari proses yang kita dilakukan. Menyimpulkan dari beberapa definisi cerdas yang ditulis para ahli, kecerdasan yang sebaiknya kita bangun dalam diri anak-anak diantaranya:

  1. Kemampuan menyimpan informasi dalam memori
  2. Kemampuan mengambil, menggabungkan, membandingkan dan menggunakan informasi yang dimiliki untuk diterapkan dalam konteks baru dan keterampilan konseptual
  3. Kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan
  4. Kapasitas intelektual yang dibutuhkan untuk dapat bersikap dan berfikir secara rasional serta bertindak secara efektif dalam menghadapi lingkungannya
  5. Kemampuan untuk memecahkan masalah
  6. Kemampuan untuk menciptakan hal baru
  7. Kemampuan untuk menemukan atau menciptakan masalah baru yang menjadi peletak dasar munculnya pengetahuan baru

Dari 7 poin di atas dapat jelas terlihat bahwa yang lebih penting dalam sebuah proses belajar adalah bagaimana ilmu itu dapat berbuah amal. Bagi seorang muslim kecerdasan yang dibangun dengan definisi di atas belumlah sempurna. Dalam sebuah hadist disebutkan Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhu berkata;

Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?” Rasulullah menjawab, “Yang paling baik akhlaqnya.” Kemudian ia bertanya lagi, “Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah, Thabrani dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah.)

Masya Allah, agama Islam yang mulia telah secara sempurna mendefinisikan orang yang paling cerdas dari sebuah titik akhir kehidupan. Betapa sayangnya jika orang-orang yang cerdas dalam definisi yang diutarakan para ahli tidak berbuah pada kebahagiaan dalam kehidupan setelah kematian. Oleh karena itu prinsip penting yang harus dipegang oleh seorang muslim adalah apapun proses belajar yang kita lakukan harus berbuah pada upaya mempersiapkan kematian.

Dari definisi tersebut sangatlah nyata terlihat bahwa pengetahuan kognitif hanyalah salah satu bagian kecil dari proses pendidikan yang mencerdaskan. Maka amatlah disayangkan jika nilai-nilai yang baik dari anak-anak kita, prestasi gemilang dari anak-anak kita, banyaknya materi yang dihapal anak-anak kita, tidak menjadikan mereka memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan apalagi mengharapkan mereka dapat menciptakan hal baru yang bermanfaat bagi manusia.

Apapun bentuk pendidikan yang kita pilih bagi anak-anak kita, baik itu pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal seperti melalui kursus dan pelatihan, ataupun pendidikan di dalam rumah yang kini terkenal dengan istilah home education dan homeschooling, upayakanlah agar proses itu menjadi proses pendidikan yang mencerdaskan.

Anak Cerdas Bermain Bersama Orang tua
Pentingnya Peranan Orangtua Dalam Pendidikan Anak (flickr.com)

Ditulis oleh Kiki Barkiah, Ketua Yayasan Al-kindi Batam (komunitas homeschooling muslim dan rumah tahfidz Al-kindi Mahardika Batam. Disampaikan sebagai materi pembuka kuliah via whatsapp group IIP Mesir.