Mahalan Mana, Anak-Anak atau Gadget?

Pernahkah Ayah Bunda mendengar teriakan seperti ini : “Ya ampuuuuun, adeeek!! Diapain nih hape Bunda?? Tuh, jadi nge-heng kan?? Kan Bunda bilang jangan mainin hape!!! Hape itu bukan mainan anak-anak!! Bla…bla…bla…” Kira-kira adegan apakah yang sedang terjadi pada percakapan itu? Bisa ditebak, teriakan itu pasti karena Si Kecil diam-diam mainin handphone Bunda. Tapi apakah reaksi Bunda harus seperti itu?!

Ayah Bunda, kejadian seperti itu pasti jamak juga terjadi di sekeliling kita, bahkan mungkin kita sendiri pernah mengalaminya. Anak-anak kita, para balita, seringkali tertarik memainkan handphone, laptop, atau gadget kita yang lain. Beberapa orang tua mungkin akan berdamai dengan ketertarikan mereka, tapi mungkin beberapa yang lain akan bereaksi negatif seperti teriakan di atas. Nah, jika ternyata reaksi negatif yang dikeluarkan lebih banyak daripada reaksi positif, maka sebenarnya mahalan mana, anak-anak apa gadget kita?

Orang tua kadang lebih mementingkan gadget
Lebih Berharga Anak atau Gadget? (psychalive.org)

Eksplorasi Yang Menandai Perkembangan Otak

Allah Sang Maha Jenius melengkapi kita, manusia, dengan perangkat lunak yang luar biasa bernama otak. Dengannya kita mampu menjalani hidup dengan beradab dan meninggikan derajat kita dibandingkan binatang. Perangkat seberat tak lebih dari dua kilogram ini, yang disimpan Allah dengan rapi dan aman di dalam tempurung kepala kita, mengalami perkembangan super dahsyat seiring usia kita. Dan, perkembangan otak terdahsyat terjadi pada usia 0–8 tahun, itulah kenapa fase usia tersebut dinamai dengan golden age.

Munif Chatib dalam bukunya “Orangtuanya Manusia” menukil informasi dari Benjamin S. Bloom dalam bukunya “Stability and Change in Human Characteristics” bahwa pada saat anak berusia 4 tahun, separuh potensi intelektualnya sudah terbentuk sehingga apabila pada usia 0-4 tahun seorang anak tidak mendapat rangsangan otak yang tepat, kinerja otaknya tidak dapat berkembang maksimal. Perkembangan kinerja otak sendiri terbagi dalam tiga fase, yaitu fase 0-4 tahun kinerja otak akan berkembang sebanyak 50%, kemudian akan meningkat menjadi 80% pada usia 8 tahun, dan sempurna 100% pada usia 18 tahun.

Ketrampilan Motorik Anak
Anak Usia Golden Age Suka Mengeksplorasi (poppetpost.co.za)

Kembali pada kasus anak-anak balita kita dan ketertarikannya pada gadget. Ketika mereka ‘lancang’ memainkan gadget kita, sungguh tidak ada maksud mereka merusaknya. Tidak juga ada maksud mereka membuat kita repot keluarkan energi untuk berteriak memarahi mereka. Ini hanyalah cara mereka memenuhi kebutuhan perkembangan otaknya yang sedang dahsyat-dahsyatnya.

Sebenarnya justru baik, apabila anak memiliki ketertarikan pada sesuatu kemudian ia ingin mengeksplorasi lebih jauh, karena itu tanda otaknya berkembang baik. Demikian juga ketertarikan mereka pada gadget. Apalagi, jika mereka sering melihat kita menggunakan gadget tersebut, semakin menjadi dorongan mereka untuk ingin tahu lebih banyak.

Mengarahkan, Bukan Melarang

Bilamana anak-anak kita sudah terlanjur mengetahui gadget kita, kemudian tertarik untuk mengeksplorasinya lebih dalam, maka pilihan terbaik bagi kita adalah mengarahkannya, bukan melarang. Rasa ingin tahu anak terhadap gadget yang merupakan tuntutan dari otaknya yang sedang berkembang butuh difasilitasi dengan cara terbaik pula.

Masih dalam buku yang sama, Munif Chatib menyatakan bahwa otak anak membutuhkan pengalaman belajar akan rasa ingin tahunya untuk membangun anyaman pondasi pemikirannya. Ketika orangtua memberikan kesempatan untuk memainkan gadget tersebut, dengan pengawasan tentunya, hal tersebut adalah positif. Artinya kebutuhan otak terpenuhi.

Namun, jika memainkan gadget tadi dilakukan oleh anak hampir setiap hari, kita bisa mengartikannya sebagai awal terbentuknya kebiasaan anak. Disinilah perilaku anak-anak kita sudah memasuki tahap selanjutnya, yaitu tahap kebiasaan. Nah, ini saatnya orangtua siaga, karena kebiasaan ini bisa menjadi baik dan buruk. Itulah kenapa dalam merawat anak, mengarahkan menjadi penting untuk dilakukan.

Anak Mulai Mengenal Gadget
Bolehkah Anak Mengakrabi Gadget? (marieclaire.fr)

Kenapa kita tidak boleh melarang? Itu kan hak kita?! Ya, memang benar, tapi sebaiknya untuk anak di usia balita larangan dapat diminimalisir, kecuali untuk hal-hal yang membahayakan mereka seperti bermain dengan listrik atau api.Tentunya kita ingin perkembangan otak anak-anak kita lebih hebat daripada perkembangan gadget yang kita miliki bukan? Lalu bagaimana cara yang pas untuk mengarahkan anak dalam bermain gadget? Insya Allah akan dibahas pada tulisan berikutnya.