Kick Ass dan Jamaah Kebaikan

Mengikuti berita-berita tentang berbagai peristiwa di tanah air, kadang membuat hati ini bergidik ngeri. KPK vs Polri, masyarakat vs pembegal sadis, dsb itu seolah ingin menunjukkan betapa lemahnya kita di hadapan hukum formal. Kelemahan itu membuat saya teringat pada salah satu film superhero antimainstream yang pernah saya tonton: Kick Ass.

Kick Ass adalah film tentang seorang Dave Lizewski, pemuda biasa yang kerap dibully. Pemuda yang menganggap keahlian terbesarnya adalah “Being invisible to girls” ini, kemudian berontak, melawan dan melahirkan karakter superhero tanpa kekuatan super: Kick Ass.

Di film Kick Ass (1), nantinya Dave akan dibantu oleh duo ayah-anak: Big Daddy dan Hit Girl. Karakter ini membuat saya berpikir, bahwa orang-orang yang memperjuangkan kebaikan di dunia ini, akan terbagi menjadi 2 golongan besar.

Pertama, golongan santai yang lengah, mereka akan berpikir menjadi hero itu mudah, menyenangkan dan prestisius. Waktu mereka masih bisa disibukkan dengan pacaran, maen game dan update status.

Kedua, golongan serius waspada, mereka selalu berpikir menjadi hero itu berarti hidup terancam. Waktu mereka benar-benar efektif. Ngenet mereka adalah untuk gali informasi, aktivitas mereka penuh dengan latihan dan pengembangan diri, tiada detik berlalu tanpa menolong orang lain.

Namun seberapapun besarnya perbedaan antara kedua golongan itu, nantinya di film Kick Ass 2, mereka menyadari bahwa memperjuangkan kebaikan dan kebenaran, tidak bisa dilakukan sendirian, pembela kebaikan dan kebenaran harus bersatu demi menjadi lebih kuat. Hingga lahirlah jamaah “orang-orang aneh”, berkostum, keluyuran tengah malam, (niatnya) membasmi kejahatan. Jamaah ini menamakan diri mereka: Justice Forever (Keadilan Selamanya).

Mayoritas anggota Justice Forever adalah orang-orang lemah, semua tanpa kekuatan super, ada yang korban bullying masa kecil, ada yang korban pelecehan seksual, ada yang korban human trafficking, juga korban kejahatan yang tak terlindungi hukum dan korban-korban lainnya, mereka bersatu untuk melawan.

Tapi sudah kodratnya, kejahatan pun bisa melawan berjamaah. Celakanya, jamaah mereka lebih kuat secara fisik, lebih banyak secara dana dan lebih luas secara jaringan. Satu persatu anggota Justice Forever dihabisi.

Jamaah Kick Ass
hollywoodreporter.com

Lalu siapakah yang bisa menyelamatkan Justice Forever kalau kondisi mereka lebih lemah dari berbagai aspek?

Ustad saya sih pernah bilang, bahwa kebaikan yang terorganisir akan bisa mengalahkan kejahatan yang terorganisir bukan karena kekuatan fisik, bukan pula karena dukungan dana, tapi terutama, karena Allah ‘berperang’ bersama mereka.

Kalau kemudian di film Kick Ass (1) dan Kick Ass 2 beda sama versi ustad saya, ya itu mah bukan urusan saya… ^_^

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.