10 Film Perjuangan Kemerdekaan Ini Akan Bikin Kamu Makin Cinta Indonesia

Masih ingat kasus seorang anak remaja yang mengacungkan jari tengah di hadapan foto seorang tokoh pahlawan nasional Indonesia? Pada bulan Maret 2016 lalu, perilaku tidak terpuji itu terekam kamera dan dipasang oleh yang bersangkutan dalam akun facebooknya. Tak butuh waktu lama, foto itu tersebar di internet sehingga membuat banyak netizen mengecam bahkan marah terhadap pelaku. Reaksi yang ditunjukkan para netizen adalah wajar mengingat catatan sejarah yang telah ditorehkan oleh salah satu tokoh perjuangan nasional tersebut.

Menghargai sebuah perjuangan memang perlu penghayatan, terlebih bagi mereka yang hidup di masa yang jauh dari peristiwa heroik mempertahankan tanah air tersebut. Saat ini, generasi muda sebenarnya sangat beruntung sebab mereka hidup di masa damai, di mana banyak waktu yang bisa mereka gunakan tanpa ada bayang-bayang yang mengancam keselamatan jiwa layaknya orang-orang pada masa perjuangan. Lalu bagaimana agar generasi muda dapat menghayati perjuangan para pahlawan?

Belajar Sejarah Lewat Film Perjuangan
Hormati Perjuangan Para Pahlawan (hipwee.com)

Banyak cara agar generasi muda dapat menghayati sehingga menghargai perjuangan para pahlawan atau sejarah masa lalu. Membaca sejarah mengenal tokoh-tokoh pejuang adalah salah satu contoh yang dapat ditempuh generasi muda selain serius belajar sejarah perjuangan di bangku sekolah. Namun, cara tersebut memang cukup membosankan terutama bagi generasi yang tidak memiliki minat baca. Menariknya, saat ini terdapat beberapa alternatif kegiatan mengenal sejarah perjuangan para pahlawan dengan cara yang seru, seperti wisata bersejarah, re-enactment atau reka ulang sejarah.

Bahkan buat kamu yang suka nonton film, wajib banget menonton film-film bertemakan perjuangan sejarah Indonesia yang sekarang banyak bertebaran. Dalam ulasan berikut, kamu akan temukan 10 film perjuangan yang tidak hanya asyik dinikmati, tetapi juga dapat memberi semangat untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang lebih berguna. Apa saja filmnya? Yuk, simak!

1. Janur Kuning

Film Janur Kuning Bertema Perjuangan
Janur Kuning (goodnewsfromindonesia.org)

Mengambil setting masa perjuangan di Yogyakarta, film perjuangan ini berkisah tentang kota gudeg yang telah diduduki oleh pasukan penjajah pada masa Agresi Militer II tahun 1948. Pasukan Belanda menguasai kembali Ibu Kota negara Republik Indonesia yang kala itu adalah Yogyakarta dengan mengingkari perjanjian Renville dan perjanjian Roem Royen. Pihak penjajah di bawah pimpinan Kolonel Van Langen melacarkan aksinya dengan berlaku sewenang-wenang terhadap pribumi, menangkapi warga yang dianggap ekstremis, sekaligus memecah belah persatuan dan kesatuan warga negara Indonesia dengan politik adu dombanya.

Melihat hal tersebut, para pejuang yang tidak pernah menyerah, beraksi untuk menghentikan kesewang-wenangan penjajah. Pejuang yang terlibat saat itu, salah satunya adalah Jenderal Soedirman yang sedang menderita sakit sehingga harus ditandu untuk memimpin perang gerilya. Selain Jenderal Soedirman, terdapat juga peran Soeharto yang waktu itu masih berpangkat Letkol dan Komarudin seorang prajurit yang gagah berani. Kerja keras mereka dalam memimpin pasukan dan membuat strategi perang membuat para penjajah kalah. Janur kuning sendiri sebagai penanda perintah serangan yang kedua.

Film perjuangan yang menelan biaya sekitar Rp 375.000.000 ini menjadi film dengan dana paling besar pada tahun 1979. Produksi yang tersendat karena masalah biaya, sempat dialami dalam pembuatan film ini. Sang sutradara, Alam Rengga Surawidjaja menggarapnya dengan penuh keseriusan. Bintang-bintang papan atas pun digaetnya seperti Kaharuddinsyah, Deddy Sutomo, Dicky Zulkarnaen dan Amak Baldjun. Film kolosal bertema perjuangan ini mendapat banyak penghargaan baik dari PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia) maupun dari FFI pada tahun 1980.

2. Serangan Fajar

Film Serangan Fajar Berlatar Perjuangan
Serangan Fajar (ehome-entertainment.blogspot.com)

Masih mengambil setting perjuangan di Yogyakarta, film perjuangan kali ini menyoroti peristiwa-peristiwa patriotik lengkap dengan pergulatan sosial masyarakat masa itu. Peristiwa bersejarah seperti penaikkan bendera Merah Putih di Gedung Agung, penyerbuan markas Jepang di Kota Baru, penyerbuan lapangan terbang Maguwo, serta serangan secara beruntun di waktu fajar ke sekitar daerah Salatiga ditampilkan dalam film ini.

Dalam film perjuangan yang disutradarai Arifin C. Noer ini, kamu akan melihat sosok anak kecil lugu bernama Temon dan neneknya, serta seorang bangsawan pejuang dan istrinya yang tidak suka melihat putri mereka berhubungan dengan pria pejuang dari rakyat biasa.

Keseruan film yang diproduksi tahun 1981 ini tak hanya seputar perjuangan melawan penjajahan Jepang, namun juga sekelumit drama yang menghiasinya. Film yang mendapat penghargaan sutradara terbaik ini memang patut mendapat pujian karena keseruannya.

3. Soerabaja 45

Film Perjuangan Kemerdekaan di Surabaya
Soerabaja 45 (maridibeli.com)

Kemarahan rakyat terutama warga Surabaya kala itu sudah tidak tertahankan lagi. Pasalnya, tentara sekutu hendak mengembalikan Indonesia ke tangan Belanda. Dimotori para pejuang seperti Bung Tomo dan yang lainnya, mereka melakukan tindakan heroik yaitu merobek bendera Belanda pada bagian birunya, juga membunuh Jenderal Inggris bernama Mallaby. Peristiwa besar tersebut kini dikenal dengan peristiwa 10 November dan rutin diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Film perjuangan yang dirilis pada tahun 1990 ini disutradarai oleh Imam Tantowi dan dibintangi oleh Nyoman Swadayani, Leo Kristi dan Usman Effendy. Film perjuangan ini juga mendapat penghargaan Piala Citra dari FFI tahun 1990.

4. Nagabonar

Film Nagabonar Tema Perjuangan
Nagabonar (ceritamu.com)

Film perjuangan kali ini merupakan hasil kreativitas anak negeri dengan tokoh-tokoh fiktif, tidak seperti film perjuangan lain yang didasari true event. Meski demikian, pesan yang hendak disampaikan tetap terjaga dan dapat dinikmati. Film perjuangan ini berkisah tentang Nagabonar, seorang pencopet yang berkesempatan untuk menyebut dirinya sebagai seorang jenderal karena ingin merasakan kenikmatan jabatan tersebut. Tak disangka, polahnya itu justru membuatnya menjadi seorang pejuang sesungguhnya dan bersama menumpas penjajahan dengan rekan-rekan yang menjadi pasukannya.

Film yang diproduksi pada tahun 1987 ini disutradarai oleh M.T. Risyaf dan dibintangi Deddy Mizwar, Nurul Arifin, Afrizal Anoda, Roldiah Matulessy. Selain mendapat enam Piala Citra dalam ajang FFI 1987, film perjuangan ini pun menjadi film pertama Indonesia yang masuk dalam seleksi film berbahasa asing untuk Academy Award.

5. Tjoet Nyak Dhien

Film Perjuangan Aceh
Tjoet Nyak Dhien (cekricek.co.id)

Film ini bercerita tentang seorang wanita yang dengan gigih berjuang melawan tirani penjajah Belanda yang ingin menaklukkan Tanah Rencong dengan segala tipu daya mereka. Dalam perjalanan perjuangannya, wanita Aceh bernama Tjoet Nyak Dhien ini mendapat banyak hambatan dan dilema. Mulai dari penyakit rabun mata dan encok yang terus menggerogotinya hingga fisiknya melemah. Namun itu tidak menyurutkan keinginannya yang kuat untuk berjuang. Konflik pun tidak hanya seputar perjuangannya dengan para penjajah, namun juga dengan anak buahnya sendiri.

Disutradarai oleh Eros Djarot serta dibintangi oleh Christine Hakim, Piet Burnama, Slamet Rahardjo dan Rudy Wowor, film perjuangan ini mampu menyabet penghargaan Piala Citra FFI tahun 1988. Di samping itu, film perjuangan Tjut Nyak Dhien menjadi film terlaris di Jakarta pada tahun 1988 dan menjadi Film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes tahun 1989.

6. Sang Pencerah

Film Perjuangan KH Ahmad Dahlan
Sang Pencerah (umairahshafei.com)

Film perjuangan ini berkisah tentang seorang pemuda yang memiliki cara berpikir berbeda dari agamawan kebanyakan pada masa itu. Pemuda ini memiliki cita-cita meluruskan pemahaman tentang agama, khususnya Islam yang telah menjadi keyakinan dominan masyarakat sekitar namun pada praktiknya berbeda dari yang semestinya atau dipenuhi dengan praktik syirik dan bid’ah. Sejalan dengan itu, pemikirannya yang berbeda mengantarkan dia menjadi penganut Islam moderat yang membuka komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat, salah satunya adalah kelompok pejuang Budi Utomo yang dikenal sebagai komunitas kejawen.

Banyak pertentangan yang dihadapi oleh pemuda yang bernama Ahmad Dahlan tersebut. Di tengah perbedaan pemahaman yang menimbulkan polemik, Ahmad Dahlan muda bersama lima muridnya membuat sebuah organisasi bernama Muhammadiyah. Perjuangannya pun selalu didampingi dengan setia oleh istrinya, Siti Walidah.

Film produksi tahun 2010 ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo, serta dibintangi oleh Lukman Sardi, Zaskia Adya Mecca, Slamet Rahardjo, Ihsan Taroreh dan lainnya. Dengan menelan biaya sekitar 12 miliar, sang sutradara dituntut untuk merekontruksi semua hal seperti bangunan, suasana, pakaian dan lainnya semirip mungkin dengan suasana Yogyakarta tahun 1800-an.

7. Soekarno

Film Perjuangan Proklamasi
Soekarno (photobucket.com/sarapanpagibiblika)

Film perjuangan berikutnya adalah Soekarno. Kisah dalam film ini bercerita tentang bagaimana seorang tokoh nasional paling populer di negeri ini merajut mimpinya mengantarkan Indonesia merdeka dari penjajahan. Jalan cerita dimulai dengan tokoh Soekarno di masa kecil hingga beranjak remaja dan dewasa. Dengan berbagai konflik politik, kisah ini juga menampilkan konflik pribadi sang proklamator bersama para wanita di sekitarnya.

Film yang digarap oleh Hanung Bramantyo ini mendapat kritikan dari salah satu anak Soekarno yaitu Rahmawati. Salah satu kritiknya adalah tentang pemeran Soekarno yang dipilih sang sutradara, dianggap tidak sesuai dengan karakter presiden pertama Republik Indonesia tersebut. Namun, film ini tetap rilis pada 11 Desember 2013 dengan pemeran utama Ario Bayu dan Maudy Kusnaedi.

8. Guru Bangsa: Tjokroaminoto

Film HOS Tjokroaminoto
Tjokroaminoto (iberita.com)

Film perjuangan berikutnya bercerita tentang biografi H.O.S. Tjokroaminoto. Ia adalah seorang pemuda dengan latar belakang keluarga ningrat dan religius, yang tidak ingin tinggal diam saat melihat rakyat menderita. Derita tersebut tergambar jelas, mulai dari diberlakukannya hokum tidak adil oleh penjajah yang membuat rakyat tetap miskin, pendidikan yang sulit dan kesenjangan sosial antar etnis begitu terasa.

Dengan membangun organisasi bernama Sarekat Islam, Haji Oemar Said Tjokroaminoto dapat mengumpulkan anggota hingga 2 juta orang. Perjuangannya untuk mengangkat harkat dan martabat pribumi atau bumiputra pada tahun 1900-an menjadi cikal bakal lahirnya para tokoh kebangsaan, salah satunya Soekarno.

Film dengan genre drama ini disutradarai oleh Garin Nugroho dengan pemain di antaranya Reza Rahadian, Christine Hakim, Didi Petet dan lainnya. Selain bermain dalam filmnya, Christine Hakim juga memiliki andil menjadi produser film ini. Film perjuangan yang rilis pada tahun 2015 lalu ini memiliki beberapa kelemahan seperti alur cerita yang kurang jelas, serta akting pemain terutama pemeran utama yang kurang greget. Namun tetap dapat dinikmati untuk memancing ketertarikanmu terhadap sejarah dan perjuangan bangsa.

9. Sang Kiai

Film Perjuangan Santri Masa Kemerdekaan
Sang Kiai (islaminindonesia.com)

Film kali ini bertema perjuangan dengan genre drama tentang perjalanan seorang tokoh pendiri Nahdatul Ulama, yakni Kiai Haji Hasyim Asy’ari yang terjadi pada masa pendudukan Jepang. Masa penjajahan Jepang tidak jauh lebih baik dari zaman penjajahan Belanda, penderitaan rakyat masa itu tidak hanya dari segi keamanan saja, namun juga kesejahteraan bahkan aqidah.

Saat pendudukan Jepang, rakyat dilarang mengibarkan bendera Merah Putih dan diharuskan melakukan upacara seikerei atau menghormati matahari. Tentu saja, bagi seorang yang memiliki agama yang kuat, hal tersebut akan menodai aqidahnya. Dari sinilah perjuangannya sang kiai dimulai.

Ditangani oleh Rako Prijanto sebagai sutradara, film perjuangan yang rilis tahun 2013 dan dirilis kembali awal tahun 2014 ini meraih penghargaan Piala Citra FFI tahun 2013.

10. Battle of Surabaya

Film Pertempuran 10 November 1045
Battle of Surabaya (filmaffinity.com)

Ini adalah kisah tetang seorang anak yang berprofesi sebagai tukang semir sepatu dimana pelanggannya adalah para pemuda pejuang kemerdekaan. Saat itu, Jepang telah menyatakan kekalahannya, akan tetapi Belanda dan sekutunya kembali ke Indonesia. Musa yang awalnya hanya menjadi penyemir sepatu biasa, kemudian mendapat tugas menjadi kurir dari pesan-pesan rahasia antar para pejuang kemerdekaan. Petualangan Musa pun dimulai, ia harus menerima konsekuensi dari tugasnya tersebut.

Mengambil judul berbahasa Inggris, Battle of Surabaya, perjuangan para pahlawan dalam pertempuran 10 November 1945 ini dibuat dalam bentuk animasi 2D hasil karya sutradara muda bernama Aryanto Yuniawan. Produksinya dikerjakan di studio animasi STMIK AMIKOM dan diproduksi oleh MSV Pictures. Film perjuangan ini menggabungkan tokoh fiktif dengan latar belakang dan tokoh-tokoh bersejarah masa itu.

Berbagai penghargaan pun berhasil diraih Battle of Surabaya, di antaranya Winner People’s Choice Award, International Movie Trailer Festival (IMTF) 2013; Nomination Best Foreign Animation Trailer, The 15th Annual Golden Trailer Award 2014; Winner Digital Animation, INAICTA 2012; Winner Indigo Fellowship, PT. Telkom Indonesia 2012; Nominee Appreciation Film of Indonesia, serta dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Mendikbud) 2012. Film ini dirilis pada  28 September 2014.

Itulah 10 film yang dibuat oleh para sineas negeri ini, dimana 5 film yang direkomendasikan di awal, merupakan produksi sebelum tahun 2000-an dan 5 film rekomendasi berikutnya dibuat setelah tahun 2000-an. Tapi walau ada yang diproduksi sebelum kamu lahir, yakin deh, semua film tersebut masih bisa dinikmati. Nggak percaya? Tonton aja!