Inilah 3 Film Jadul Indonesia dengan Penghargaan Piala Citra Terbanyak

Prestasi tertinggi sebuah film di Indonesia, adalah ketika ia dapat meraih Piala Citra sebagai film terbaik sepanjang tahun. Lebih hebat lagi, jika film tersebut juga dapat meraih piala citra dalam berbagai kategori. Sejarah mencatat, banyak penghargaan Piala Citra didapatkan oleh satu film. Ini terjadi pada beberapa film. Kamu penasaran? Inilah 3 film jadul Indonesia dengan penghargaan Piala Citra terbanyak.

Piala Citra adalah sebuah apresiasi yang diberikan kepada insan perfilman Indonesia. Ia diserahkan dalam ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman, bertajuk Festival Film Indonesia (FFI). FFI mulai digelar pada tahun 1955. FFI digelar setiap tahun, meski pada beberapa tahun sempat mati suri, mengikuti kondisi perfilman Indonesia.

Setiap pergelaran FFI, Piala Citra dibagikan untuk 21 kategori. Dari 21 kategori tersebut, 4 merupakan prestisius dan menjadi prestasi tertinggi, yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Wanita Terbaik, dan Pemeran Pria Terbaik. Para peraih empat nominasi tersebut, seolah telah dinobatkan sebagai “yang terhebat” dalam kiprahnya selama satu tahun di dunia perfilman Indonesia.

Tidak banyak film bisa meraih Piala Citra dalam banyak kategori. Namun, sejarah telah mencatat, beberapa film jadul Indonesia mampu meraih Piala Citra di lebih dari 5 kategori. Berikut film jadul Indonesia tersebut:

Ibunda

film jadul indonesia berjudul ibunda
Cuplikan Adegan Film Ibunda 1986 (4.bp.blogspot.com)

Film yang dirilis pada 1986 ini mampu meraih 9 Piala Citra. Ini merupakan rekor raihan terbanyak oleh satu film, bahkan hingga sekarang. Film ini merupakan karya tangan dingin sutradara legendaris Indonesia, Teguh Karya.

Ibunda menceritakan kehidupan seorang Ibu yang senantiasa mencoba menyelesaikan permasalahan anak-anaknya, sampai mereka dewasa. Karena tak punya teman cerita, akhirnya sang Ibu mencurahkan kata hatinya pada anak-anak penghuni rumah kos dan pembantunya. Sosok Ibunda bernama Bu Rakhim dalam film ini diperankan oleh Tuti Indra Malaon. Sineas lain yang turut ambil peran dalam film ini adalah Niniek L. Karim, Alex Komang, Onny Mayor, dan Ria Irawan.

Pada gelaran FFI tahun 1987, sembilan Piala Citra yang diboyong oleh film ini adalah Film Cerita Terbaik, Sutradara Terbaik, Cerita Asli Terbaik, Sinematografi Terbaik, Tata Musik Terbaik, Tata Artistik Terbaik, Tata Suara Terbaik, Pemeran Pendukung Wanita Terbaik, dan Pemeran Wanita Terbaik. Dua kategori luput dimenangkan oleh film ini, yaitu Skenario Terbaik dan Penyuntingan Terbaik.

Tjoet Nja’ Dien

film jadul indonesia yang mendunia
Christine Hakim Sebagai Tjoet Nja’Dien (www.city.fukuoka.lg.jp)

Dari judulnya sudah dapat diterka, film ini merupakan biografi pahlawan wanita Indonesia, Cut Nyak Dhien. Penulisan judul merupakan ejaan lama saat film ini dirilis, yaitu pada 1988. Di tahun yang sama, film ini berhasil meraih 8 penghargaan Piala Citra. Pada 1989, Tjoet Nja’ Dien menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Festival Film Cannes di Perancis.

Tjoet Nja’ Dien disutradarai oleh Eros Djarot. Deretan legenda sineas Indonesia membintangi film ini, yaitu Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Pietrajaya Burnama, Rosihan Anwar, dan Rudy Wowor. Kategori yang berhasil dimenangi oleh Tjoet Nja’ Dien pada gelaran FFI 1988 adalah Film Terbaik, Pemeran Wanita Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Cerita Asli Terbaik, Tata Sinematografi Terbaik, Tata Artistik Terbaik, dan Tata Musik Terbaik.

Tjoet Nja’ Dien menceritakan perjuangan Cut Nyak Dhien bersama suaminya, Teuku Umar, dalam memerangi penjajah Belanda. Dalam sejarah, perang ini menjadi pertempuran terpanjang. Tidak hanya bercerita tentang kegagahan Cut Nyak Dhien dalam memimpin pasukan pejuang Aceh, film ini juga bercerita tentang dilema dan penderitaan yang dialami oleh Cut Nyak Dhien.

Perkawinan

Perkawinan, film jadul indonesia
Sophan Sophiaan dan Widyawati (tabloidkabarfilm.com)

Film ini adalah karya tangan dingin maestro sutradara Indonesia, Wim Umboh. Diproduksi pada 1972, Perkawinan berhasil memenangkan 8 Piala Citra. Film ini dibintangi oleh dua sejoli legenda perfilman Indonesia, Sophan Sophiaan dan Widyawati.

Pada gelaran FFI tahun 1973, Perkawinan memenangi Piala Citra untuk kategori Film Cerita Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Cerita Asli Terbaik, Tata Sinematografi Terbaik, Tata Artistik Terbaik, Tata Suara Terbaik, dan Penyuntingan Terbaik. Meski tak menjadi yang terbaik dalam kategori pemeran utama pria dan wanita, film ini berhasil mendapatkan Piala Citra terbanyak di tahun itu.

Perkawinan menceritakan kehidupan pernikahan Mas Tok (Sophan Sophiaan) dan Inge (Widyawati). Mereka tak mendapat restu kedua orangtua Mas Tok karena perbedaan status sosial ekonomi. Perjuangan mendapatkan restu, bersamaan dengan perjuangan mendapatkan keturunan di tengah penyakit yang diderita Mas Tok, menjadi konflik yang menarik dalam film ini.

Selain Tjut Nja’ Dien dan Perkawinan, satu lagi film jadul Indonesia yang meraih 8 Piala Citra, yaitu Pacar Ketinggalan Kereta pada FFI 1989. Film ini disutradarai oleh Teguh Karya, dibintangi oleh almarhum Didi Petet, Onky Alexander, Nurul Arifin, Ayu Azhari, dan sederet sineas kenamaan lainnya.

Demikianlah, ternyata banyak film jadul Indonesia dengan beragam prestasi. Ini menunjukkan sejak dulu sineas Indonesia mampu memproduksi film berkualitas. Tak kalah dengan film-film luar negeri, kanNah, kalau bukan kita yang berbangga, siapa lagi?!