“Warning: Jangan melakukan perbuatan di bawah ini, kecuali pada suami atau istri Anda. Karena bisa menimbulkan kantong kosong, waktu terbuang dan penyesalan kalau kemudian berujung pada tidak jadian”
14 Februari 2008
“Aa!!”
Baru saja nutup garasi, pulang kantor. Belum lagi ganti baju apalagi mandi. “Hnggg??”
“Aa tadi ngapain?”
“Ngapain? A gak ngapa-ngapain.”
“Itu. Tadi siang tau-tau ada kiriman bunga ke sekolah. Ada pesennya lagih, ‘Aku hilang tanpamu’ murid-murid jadi heboh!!”
“Lho, emang ada nama pengirimnya?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
“Siapa lagi kalo bukan Aa?!!” istriku manyun. Aku tertawa.
“Iseng banget sih!! Buang-buang duit ajah!”
“Kalo buat Ipey mah, bukan buang-buang duit namanya. Suka ya?” mataku kedip-kedip bukan kelilipan.
“Gak! Norak banget si ah!!! Aku kan jadi maluuuuu!!!”
Aku ketawa lagi.
“Terus, murid-murid pada komentar apa?”
“Si ini bilang, ‘bu guru minta bunganya ya’, si itu bilang, ‘bu guru bunganya wangi’, si ono…blablablabla…” dan istriku bercerita penuh semangat, meskipun bilang tidak suka dengan kiriman bunganya…
***
Pada tahun 2008 itu. Saya yang susah keluar kantor akhirnya meminta tolong seorang teman untuk mengirimkan bunga ke kantor (sekolahan tepatnya) istri saya. “Kasih kartu ucapan ya Bro, tulisannya ‘Aku Hilang Tanpamu’ oke!” begitu kira-kira pesan saya. Kalimat itu yang saya pilih karena waktu itu lagu Permintaan Hati-nya Letto sedang ngetren-ngetrennya.
Selain bunga, saya waktu itu juga meminta teman-teman YM saya untuk mengirimkan sms nasihat ulang tahun pada istri saya. Dan, alhamdulillah banyak yang merespon dengan mengirimkan sms. Akhirnya, jadilah istri saya hari itu serasa orang terkenal, secara juga karena ulang tahunnya dirayakan oleh seluruh stasiun televisi dan seluruh masyarakat dunia.
Terimakasih pada semua yang telah berpartisipasi saat itu. I love you all!!

14 Februari 2009
Ibu Guru itu terlihat sibuk. Mondar-mandir ke sana ke sini memberi komando dan instruksi. Tak terlalu menghiraukan meriahnya acara di panggung. Maklum, hari itu adalah hari Open House TK-SD Ar Rahman Islamic School, dan Ibu Guru tersebut adalah ketua panitianya.
“Bu Nur, tolong sebentar lagi drama akan selesai, tim paduan suara sudah siap?” tanya Ibu Guru itu pada Bu Nur, guru lain yang bertugas mempersiapkan tim paduan suara. Yang ditanya menggangguk sambil mengacungkan jempol.
Saat Ibu Guru baru akan beranjak, suara gaduh memanggilnya, “Bu Guru Peniiii!! Bu Guru Peniiiii!!!! Bu Guru dipanggil ke pangguuunggg!!”
Beberapa murid Ibu Guru berlarian meraih tangannya. Masih bingung, Ibu Guru mendengar suara dari atas panggung, “Akhirnya datanglah Ibu Guru yang baik hati, Bu Guru Peniwati…” Eh? Seingat Ibu Guru, kalimat itu tidak ada dalam skenario drama.
Murid-murid beramai berebut menarik tangan Ibu Guru yang mereka cintai, mencoba mengajaknya ke atas panggung. Ibu Guru enggan, tidak mau naik panggung, ini bukan bagian dari acara open house, pikirnya. Saat itulah, seperti ada yang mengkomando, tiba-tiba para murid di atas panggung beserta orangtua mereka yang sudah berdiri dari kursi penonton, serentak berseru, “Selamat ulang tahun Bu Guru Peniiiiiiiiiiiiiii!!!!!!!”
Apa? Bagaimana mereka bisa tahu? Pikir Ibu Guru. “Ini ulah Pak Sup Bu..” celetuk seorang wali murid. Suamiku? Pikir Ibu Guru. Dengan air mata haru Ibu Guru pun dituntun oleh para orangtua murid untuk naik ke atas panggung. Di sana seorang murid sudah siap membacakan sesuatu. Tim paduan suara yang juga telah disiapkan, mengiringi pembacaan tersebut.
angin membisu
pada laut malam yang bertemankan rembulan
tak ingin segera pagi
laut membisu
pada sekumpulan camar di kejauhan
tak ingin ikan sembunyi
camar membisu
pada kupu merayu bunga bermekaran
menari bersama musim semi
bersama senyummu
pada bunga yang terangkai indah
pada hari yang penuh hadiah
pada diriku yang tak mampu mengatakan
selamat ulang tahun, sayang
Tepuk tangan riuh selesai puisi dibacakan. Kegembiraan membuncah. Ibu Guru tak tahu harus berkata apa. Kemudian bingkisan hadiah satu per satu diserahkan. Ada sebuah tas cantik yang sepertinya mahal, membuat mata Ibu Guru terbelalak. “Ini buat ganti tas Bu Guru, seinget saya dari awal Bu Guru kerja di sini tasnya gak pernah ganti, kesian tega bener suaminya,” kata wali murid yang menyerahkan tas cantik itu.
Lafaz kesyukuran berulang terlantun. Beriring istighfar dan doa, semoga sisa usia menjadi berkah. Sementara nun jauh di sana, di rumah Ibu Guru, sang suami-tega itu bersin-bersin seperti tahu sedang digunjingkan.
***
Di tahun 2009 itu, saya libur. Tapi sejak jauh-jauh hari istri saya sudah mewanti-wanti saya untuk menjauh dari sekolah (bisa jadi dia memerintahkan satpam untuk mengusir siapa saja yang terlihat seperti Ari Maulana). Dan jangan ngirim apa-apa yang bisa mengganggu stabilitas acara open house sekolah, karena dia yang jadi ketua panitianya.
Tapi saya bukanlah orang yang pendek akal. Maka jadilah hari Sabtu itu, menjadi salah satu hari yang tak terlupakan untuk sang ketua panitia open house Ar Rahman Islamic School. Hari di mana Pasukan Kentjur Supermom (gerombolan ibu-ibu wali kelas, hahaha) telah mempersiapkan kejutan ulang tahun yang luar biasa, yang bahkan saya sendiri tak pernah menduga akan seheboh itu.
Dan meski kisah di atas sudah penuh bumbu di sana-sini, tapi kemeriahan yang tergambar tidak jauh berbeda. Dan walau saya tidak hadir dalam kemeriahan itu, istri yang dengan semangat bercerita saat tiba di rumah, membuat saya benar-benar harus berterima kasih pada Bu Kentjur dan pasukannya, atas segala kebahagiaan yang telah mereka hadirkan (maaf ya terima kasihnya ucapan aja, gak pake uang atau natura, hehe).
***
Buat saya, daripada ngerayain valentinenan, mending saya ngerayain hari ulang tahun istri. Mau beliin kado, beliin bunga, beliin coklat atau apapun, saya ngebeliinnya bukan karena ngarep dapetin dia, lha wong udah akad. Mau abis ngasih kado, bunga, coklat atau apapun, terus malemnya begituan, juga udah halal. Ga bakalan dikejar-kejar ortu yang anaknya saya hamili terus disuruh tanggung jawab. Enak ga tuh?
Makanya, mending pengantenan deh daripada valentinenan. 😛
14 Februari 2015
-hasil rekapan beberapa tulisan di carrotsoup.multiply.com-
Hahaha… bener, mending pengantenan daripada palentinan.
Kalo palentinan level cuma ngasih coklat, nah kalo pengantenan levelnya udah ngasih nafkah.
Ada gak yang ngasih nafkahnya berupa coklat? 😀
Hahaha bagaimana klo pengantenannya pas valentin, jadi sekalian
Bisa bisa….tiap tahun dirayain seluruh dunia ntar
stuju nih…
salam kenal ya ..
nanti, jangan lupa mampir ke blog MiQHNuR yaa. dijamin kalo dah mampir kamu nggak bakalan rugi deh..
katamiqhnur.com
Sudah berkunjung balik…salam kenal