Beragama Secara Bodoh

Tidak ada paksaan dalam agama. Itu saya yakini betul. Sebagaimana juga saya meyakini kebenaran agama yang saya anut.

Tapi berapa banyak manusia yang beragama secara cerdas? Meyakini kebenarannya berdasar ilmu, bukan semata iming-iming kehidupan kekal di surga. Walau keinginan masuk surga itu bukanlah suatu kesalahan, namun bila hanya itu pondasi keyakinannya, menurut saya sangat rapuh. Kenapa rapuh? Karena agama itu harus dipahami dengan ilmu, tidak sekadar terlena dengan janji akan surga. Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah pun adalah “Iqra!” bukan?

Beragama tanpa ilmu, tentu akan mudah dimanfaatkan oleh beragam aliran sesat yang mencari keuntungan lewat fanatisme dan janji-janji akan surga akhirat, pun dunia. Contohnya adalah pemanfaatan oleh rasul palsu ini, yang dengan sangat jitu memromosikan ajaran Al Maulaniyah wal Omalidiyah kepada seorang temannya, dalam dialog berikut;

Rasul Palsu : Heh, Dodo. Kamu sepertinya gamang menjalani hidup.
Dodo : Iya nih Mas. Saya kerja bertahun-tahun begini-begini aja. Buat makan aja pas-pasan, kapan saya nikahnya? Kadang saya merasa Tuhan itu gak adil Mas.

Rasul Palsu : Sabar aja Dod. Kalau tidak makmur di dunia, paling tidak masih bisa masuk surga, ya kan?
Dodo : Itu dia Mas, saya juga jarang ibadah, gimana bisa masuk surga?

Rasul Palsu : Oh, itu bisa diatur Dod. Kebetulan saya ini rasul baru lho, baru minggu kemaren diangkat jadi rasul. Kalo kamu gabung jadi jemaah saya, kamu PASTI MASUK SURGA!!
Dodo : Rasul baru? Ah, si Mas becandain saya.

Rasul Palsu : Yeee, serius Dod! Cukup dengan infak bai’at Rp 500.000, kamu sudah jadi anggota jemaah saya dan saya JAMIN MASUK SURGA!! Gak perlu rajin ibadah tetep saya jamin!!! Semua dosa yang ada di agama-agama lain, dalam jemaah saya diperbolehkan, halal!!!
Dodo : Beneran Mas? Nanti kalo ternyata saya tidak masuk surga gimana?

Rasul Palsu : Saya garansi infak kembali!!! Nanti kalo ternyata kamu gak masuk surga, kamu bisa klaim seluruh infak yang telah kamu bayarkan!!!

Dodo sumringah. Terbayang hidupnya lebih indah dan mudah. Matipun masuk surga. Maka jadilah dia anggota jemaah sang rasul palsu, tanpa pernah bertanya bagaimana prosedur klaim garansinya.

Warning: cerita di atas hoax adanya, kesamaan nama ataupun tokoh dan tempat, sumpah kagak sengaja

-ditulis ulang dari artikel carrotsoup.multiply 5 Januari 2011-