Apakah Susu Formula Adalah MPASI Terbaik Untuk Bayi?

Sudah banyak diketahui, bahwa susu terbaik untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Air susu alamiah yang diciptakan langsung oleh Allah ini memiliki kandungan yang jauh lebih baik dibanding susu buatan pabrik manapun. Karenanya, dewasa ini banyak komunitas bertumbuh demi mendukung ibu menyusui untuk dapat memberikan ASI terbaiknya. Lantas, bagaimana jika sang ibu memiliki produksi ASI yang terbatas? Apakah susu formula dapat menjadi solusi terbaik sebagai MPASI untuk bayi?

MPASI atau Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman selain ASI dengan nutrisi yang cukup untuk diberikan setelah bayi menyelesaikan masa ASI eksklusifnya. Pemberian MPASI adalah pada usia 6 hingga 24 bulan. Disebut sebagai makanan pendamping ASI karena fungsinya bukan untuk menggantikan ASI, namun melengkapi ASI dalam hal pemenuhan nutrisi bagi bayi. Jadi, pada usia 6 – 24 bulan tersebut, ASI masih tetap diberikan pada bayi meski tidak sebanyak ketika pemberian ASI eksklusif.

Selain sebagai pelengkap ASI, tujuan pemberian MPASI adalah untuk melatih bayi agar ia terbiasa dengan makanan yang ia konsumsi selanjutnya, setelah penyapihan. MPASI juga diharapkan dapat menjadi tambahan nutrisi bagi bayi seiring meningkatnya kebutuhan nutrisi tersebut sebagai tuntutan dari pertumbuhan dan perkembangan bayi.

MPASI diberikan secara bertahap kepada bayi sesuai perkembangan organ pencernaannya. Tahapan pemberian MPASI pada bayi adalah dari tekstur lembut (bubur) pada usia 6 bulan, kemudian bertahap bertambah kasar, hingga bayi mampu mencerna makanan padat/kasar seperti makanan yang dikonsumsi keluarga.

Susu Formula untuk Bayi
MPASI yang Tepat untuk Bayi (playgroundbabies.com)

Adapun ragam makanan yang dapat diberikan kepada bayi saat mulai mengkonsumsi MPASI adalah sereal (beras atau gandum), buah, dan sayur. Perlu diperhatikan, apapun pilihan makanan yang akan diberikan untuk bayi saat memulai MPASI pertamanya, tekstur makanan harus cair menyerupai ASI sendiri. Juga, saat awal MPASI, sebaiknya memberikan satu jenis makanan terlebih dahulu (single puree), jangan dicampur dengan bahan makanan lain, kecuali ASI. Ini dimaksudkan untuk mengobservasi apakah bayi memiliki alergi terhadap bahan makanan tersebut atau tidak. Ingat juga aturan ‘four days wait rule’ yaitu memberikan makanan baru selama empat hari berturut-turut untuk mengobservasi adanya gejala alergi. Jika selama empat hari itu bayi baik-baik saja saat mengkosumsi makanan tersebut, itu berarti tubuhnya dapat menerimanya dan tidak timbul alergi. Selanjutnya, makanan tersebut dapat terus dikonsumsi bayi.

Lalu, bagaimana dengan ibu yang mengalami keterbatasan produksi ASI? Apakah susu formula dapat menjadi alternatif terbaik sebagai MPASI untuk bayi?

Kategori Susu Formula

Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Susu sapi memiliki jumlah produksi lebih banyak dibandingkan jenis susu yang lain, sehingga banyak produsen yang memanfaatkannya sebagai bahan dasar susu formula.

Kategori Susu Formula untuk Bayi
Susu Formula (merries.co.id)

Susu formula dikategorikan ke dalam tiga kategori besar, yaitu formula adaptasi, formula awal lengkap, dan formula follow up. Formula adaptasi adalah susu formula untuk bayi baru lahir, kandungannya benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Formula ini dapat diberikan dari bayi lahir hingga berusia 6 bulan.

Formula awal lengkap berarti zat gizinya lengkap. Jenis formula ini memiliki kadar protein yang lebih tinggi. Juga, kadar sebagian besar mineralnya lebih tinggi dibandingkan dengan formula adaptasi. Formula jenis ini juga dapat diberikan setelah bayi dilahirkan hingga bayi berusia 6 bulan. Sedangkan formula follow up diberikan untuk bayi berusia 6 bulan ke atas. Dinamakan follow up karena formula ini melanjutkan penggunaan jenis susu formula sebelumnya.

Memilih Susu Formula yang Terbaik untuk Bayi

Banyak pakar sebenarnya tidak menyarankan pemberian susu formula kepada bayi jika sang ibu masih memiliki ASI berlimpah. Kandungan ASI juga jauh lebih baik dibandingkan merk susu formula apapun.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita memilih susu formula terbaik untuk bayi :

1. Susu formula diberikan hanya ketika asupan ASI sangat kurang

Semua ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya. Demikian juga saat menyusui. Namun, ada beberapa ibu yang mengalami kesulitan saat menyusui bayinya karena produksi ASI-nya sedikit. Beberapa kemungkinan dapat terjadi sebagai penyebab kasus ini. Kurangnya asupan nutrisi Ibu sejak hamil, tekanan psikologis, hingga faktor hormonal disinyalir menjadi beberapa penyebab utama dari produksi ASI yang sedikit.

Berikan Susu Formula Bila ASI Tak Keluar
Susu Formula Bila ASI Tak Cukup (rumpibayi.com)

Ibu dengan produksi ASI sedikit biasanya langsung berpikir untuk memberikan susu formula kepada bayi karena khawatir terhadap asupan nutrisi bayi. Sah-sah saja hal ini dilakukan, tapi sekali lagi dengan catatan, jika ASI si ibu benar-benar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Ada juga kasus, ibu dapat menyelesaikan ASI ekslusifnya, meski sekali lagi, produksinya tidak terlalu berlimpah. Akhirnya, di usia bayi 6 bulan, saat sudah saatnya ia mendapatkan MPASI, si ibu berpikir untuk menambahkan susu formula.

Tapi, jika kandungan ASI ibu masih berlimpah dan cukup untuk dikonsumsi anak hingga usia 2 tahun, sebaiknya tidak menambahkan susu formula sebagai MPASI bayi. ASI saja cukup.

2. Memilih susu formula yang cocok untuk bayi

Setiap bayi memiliki penerimaan berbeda terhadap setiap merk susu formula. Inilah kenapa, para orangtua harus lebih berhati-hati agar susu formula yang diberikan kepada bayinya tidak menimbulkan efek samping pada bayi. Karenanya, pastikan saat hendak memilih susu formula, periksalah kandungannya, jangan memilih berdasarkan merk dan harganya.

Semua produk formula pada dasarnya memiliki kandungan yang sama, terdiri dari kumpulan nutrisi utama. Kumpulan nutrisi tersebut adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Yang membedakan antara satu merk susu formula dengan merk yang lain adalah jenis kandungannya. Susu sapi mengandung dua jenis protein, yaitu whey dan casein. Misalnya, susu formula merk A menggunakan protein jenis whey, merk B menggunakan jenis casein, dan merk C menggabungkan keduanya.

Susu Formula Berbahan Susu Sapi
Susu Formula dari Susu Sapi (agrimedia.ro)

Usahakan, untuk bayi di bawah satu tahun, pilihlah susu formula dengan bahan dasar susu sapi. Lalu, perhatikan jenis protein yang digunakan. Jenis whey lebih direkomendasikan untuk bayi baru lahir karena lebih mudah dicerna. Jika susu dengan kandungan protein jenis whey saja susah ditemukan di pasaran, maka merk susu yang menggabungkan whey dan casein dapat menjadi pilihan. Namun dengan catatan, kandungan whey lebih tinggi dari casein. Rasio yang setara dengan kandungan protein pada ASI adalah 60:40.

Bagaimana jika terdapat kasus bayi alergi dengan susu sapi? Sebaiknya Ayah Bunda berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memilihkan merk atau jenis susu formula yang cocok seperti apa.

3. Kenali tanda-tanda alergi saat bayi mengkonsumsi susu formula

Mengenali tanda-tanda alergi bayi terhadap susu formula sangat penting untuk dilakukan. Ini agar alergi dapat ditanggulangi lebih cepat dan tidak berakibat fatal pada bayi.

Pada susu formula yang berbahan dasar susu sapi, komponen protein disebut sebagai ‘dalang’ yang sering menyebabkan alergi. Lebih khusus lagi, komponen protein yang paling sering menyebabkan alergi adalah beta-lactoglobulin. Alergi terjadi karena adanya faktor penghambat masuknya protein susu sapi melalui lapisan epitel usus belum cukup matang, sehingga akan banyak bahan alergenik yang menembusnya.

Seperti sudah disebutkan di atas, bahwa protein pada susu sapi ada dua macam, yaitu whey dan casein. Casein yang jumlahnya mencapai 76-86% merupakan penyebab alergi susu terbanyak pada susu formula.

Adapun tanda-tanda bayi mengalami alergi susu formula dapat terlihat pada :

  1. Kulit, berupa gatal-gatal, muncul ruam kemerahan, bengkak
  2. Saluran pencernaan, berupa diare, muntah, mual, sakit perut yang ditandai bayi rewel dan menangis
  3. Saluran pernapasan bayi, berupa batuk pilek berulang, sesak napas, asma
Susu Formula dapat Akibatkan Ruam
Tanda Bayi Alergi Susu Formula (nuqtoh.com)

Memang, jika bayi menunjukkan gejala atau tanda-tanda seperti tersebut di atas tidak serta merta dapat disimpulkan jika bayi alergi susu formula. Karenanya, jika tanda-tanda tersebut muncul pada bayi, segeralah berkonsultasi ke dokter.

Di Indonesia, susu formula menjamur di pasaran, dari harga yang fantastis hingga berharga sangat terjangkau. Ya, di Indonesia, susu formula memang sangat mudah didapatkan. Namun, itu bukan berarti semudah itu pula Ayah Bunda mengambil keputusan untuk menggantikan ASI dengan susu formula. Allah memberikan pengetahuan untuk mengolah susu sapi menjadi susu formula, pasti dengan alasan. Yuk, bijak memilih. Ingatlah bahwa ASI tak tertandingi khasiatnya. Gunakan susu formula sebagai alternatif paling terakhir jika memang ASI tidak dapat mencukupi setelah diupayakan dengan jutaan cara.