Anak Anda Takut Sekolah? Coba 7 Tips Berikut

Dalam mendidik anak pada usia dini, banyak keluarga memilih mengajar anak-anaknya di rumah alias homeschooling, namun tak sedikit pula yang memilih program pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan oleh institusi tertentu atau sekolah. Biasanya, sekolah PAUD mulai menerima balita dari usia 3 tahun sebagai siswa.

Untuk si kecil kita yang baru berusia 3 tahun, tentulah ini pengalaman sekolah pertama kali. Ada anak yang antusias menyambut saat pertama sekolah, namun ada juga yang takut. Untuk anak yang antusias dengan sekolah barunya, biasanya ia akan sangat percaya diri mengeksplorasi sekolah tanpa harus ada Bunda menemaninya selama di sekolah. Namun, untuk anak yang masih takut dengan momen pertama sekolahnya, Ayah dan Bunda perlu mengeluarkan usaha lebih untuk meyakinkannya betapa sekolah itu menyenangkan.

Anak Bersekolah Homeschooling
Home Schooling di Padang (sekolahrumahku.wordpress.com)

Beberapa cara ini bisa Ayah dan Bunda coba untuk membantu anak nyaman dengan sekolahnya:

1. Meyakinkan diri sendiri bahwa anak kita akan baik-baik saja

Salah satu tanda anak yang takut atau tidak percaya diri di masa pertama kali sekolah lazimnya adalah menangis dan tidak mau ditinggalkan oleh Bunda, sehingga Bunda ‘terpaksa’ menjadi murid tambahan di kelas. Secara psikologi, ketakutan itu sangatlah wajar. Banyak orangtua yang akhirnya menuruti kemauan anak karena kasihan melihatnya atau mencari cara singkat alias tidak mau repot untuk mendiamkan anak.

Lepas Anak Bersekolah
Percaya Anak akan Baik-baik Saja

Pada seminggu pertama, mungkin cara tersebut bisa dilakukan, tapi hanya di minggu pertama saja ya… Sekolah biasanya juga akan memberi kesempatan ini pada para orangtua, untuk memberi waktu pada anak juga agar terbiasa dengan lingkungan sekolahnya. Setelah itu, biasanya sekolah akan mewanti-wanti para orangtua agar mau bekerjasama dengan sekolah, setelah minggu pertama usai, maka orangtua harus ‘tega’ membiarkan anak bersama para gurunya.

Memang ke-tega-an itu yang dibutuhkan demi perkembangan anak. Bagaimanapun, ikatan batin orangtua dan anak itu kuat, jadi setiap emosi yang dipancarkan oleh orangtua juga akan dengan mudah ditangkap oleh anak. Termasuk kekhawatiran orangtua terhadap anak di masa pertama sekolahnya. Jika orangtua terus khawatir, anak juga akan terus merasa tidak nyaman di sekolahnya. Maka, meyakinkan diri kita sendiri terlebih dahulu bahwa anak kita baik-baik saja, menjadi hal pertama yang perlu kita lakukan. Ini juga akan membantu sekolah untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan baik dan lancar.

2. Percaya kepada guru bahwa mereka mampu

Penting bagi para orangtua untuk mengetahui seluk beluk dan profil sekolah sebelum memutuskan menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Ini juga termasuk kualitas para gurunya. Kesempatan yang diberikan sekolah pada pekan pertama untuk kita bisa menunggui anak di sekolah, bisa menjadi peluang untuk kita melihat lebih detail bagaimana kinerja para guru. Maka manfaatkan waktu ini sebaik mungkin. Informasi yang kita dapatkan selama pengamatan di satu pekan awal ini bisa menjadi afirmasi terhadap pengenalan kita pada sekolah, atau malah sebaliknya menjadi negasi.

Jika kita mendapatkan afirmasi dari proses pengamatan sepekan pertama tersebut, maka tidak ada pilihan lain selain percaya kepada para guru. Guru yang baik tentulah mampu menjaga, mendidik, dan mengasuh anak kita sebaik kita saat di rumah.

Orangtua Harus Mempercayakan Anak Pada Gurunya di Sekolah
Percayakan Pada Guru (riaubook.com)

Untuk mempererat rasa percaya kita pada para guru, maka jalinlah komunikasi yang baik dan intens dengan para guru. Ayah Bunda bisa bertanya bagaimana si kecil di sekolah hari itu, atau sekedar menyapa mereka saat mengantar atau menjemput si kecil. Sekolah yang baik biasanya memiliki buku penghubung agar guru dan orangtua dapat saling berkomunikasi mengenai perkembangan anak di sekolah, ini bisa dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para guru.

3. Bangun kesan pada anak bahwa sekolah itu tempat yang menyenangkan

Untuk anak yang belum nyaman dengan sekolah barunya saat mereka bersekolah untuk pertama kalinya, dukungan orangtua sangat mereka perlukan. Ayah Bunda dapat mengajak mereka bicara dan menceritakan betapa sekolah adalah tempat yang menyenangkan. Ayah Bunda bisa bercerita aktivitas apa saja yang bisa dilakukan di sekolah, permainan apa saja yang bisa dimainkan bersama anak-anak lain, berapa banyak teman yang bisa diajak main bersama, bahkan bisa juga menceritakan masa-masa sekolah Ayah dan Bunda dulu. Inti dari perbincangan itu adalah untuk membentuk kesan di benak anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan untuk mereka.

Bangun Kesan pada Anak Tentang Sekolah yang Menyenangkan
Sekolah itu Menyenangkan (china.cn)

4. Apresiasi anak saat mereka bisa ‘bekerjasama’ dengan baik saat di sekolah

Kekhawatiran anak terhadap sekolah baru biasanya hanya akan berlangsung sebentar saja. Selanjutnya rasa ketidaknyamanan anak terhadap sekolah barunya akan hilang, berganti dengan antusiasme mereka terhadap sekolah. Jika ini sudah terjadi, jangan lupa berikan apresiasi pada mereka karena keberhasilan mereka mengalahkan rasa takut. Apresiasi ini tidak harus berupa barang, ada banyak hal sederhana yang bisa dilakukan namun memberikan efek besar yaitu tumbuhnya rasa percaya diri anak. Pelukan, ciuman, tepuk tangan, tos, pujian dan ucapan terimakasih bisa kita persembahkan pada mereka atas prestasi yang sudah mereka raih. Ingat, jangan pernah marahi anak kita karena tangisan mereka saat pertama kali sekolah. Ini hanya akan memperburuk keadaan. Hari ini dimarahi, besok ia tidak akan mau sekolah lagi!

Biarkan Anak Mencintai Sekolah
Apresiasi Kemauan Anak Bersekolah (tavovaikas.lt)

Jangan lupa juga untuk mengapresiasi hasil karyanya di sekolah. Saya punya kebiasaan menempel ‘bintang’ yang anak saya dapatkan di sekolah. Bintang-bintang ini saya tempel di tempat yang dengan mudah bisa dilihat oleh semua orang di rumah. Dengan cara ini saya ingin mengapresiasi hasil karyanya di sekolah. Jika Anda ingin melakukannya juga, jangan lupa, tanyakan pada anak-anak bagaimana ia mendapatkan bintang itu. Selain bintang, Ayah Bunda juga bisa memajang hasil karya anak yang lain, misalnya hasil karya mewarnainya, karya melipatnya, dan lain-lain, dan berikan pujian pada hasil karya itu ya. Bagus atau jelek tak masalah, yang penting anak kita sudah berusaha dan itu cukup menjadi alasan untuk diapresiasi.

5. Minta anak bercerita apa saja yang ia alami di sekolah tadi

Setelah memberikan apresiasi terhadap keberhasilan anak bersekolah dengan nyaman dan antusias, mintalah mereka bercerita apa saja yang mereka alami di sekolah. Untuk anak yang belum lancar bercerita, Ayah Bunda bisa memancing mereka dengan pertanyaan-pertanyaan, misalnya “Hari ini Kakak sama teman-teman bikin gambar apa?” atau “Main apa?” atau “Kakak belajar nyanyi apa hari ini? Ajari Bunda dong!” dan seterusnya.

Meminta mereka bercerita atau menanyakan pengalaman mereka di sekolah, mungkin aktivitas sepele untuk kita orang dewasa. Tapi bagi anak, ini dapat memberi dampak baik yang sangat signifikan. Dengan kita mendengarkan pengalaman mereka, anak akan merasa dihargai dan didukung, sehingga rasa percaya diri mereka tumbuh. Jika ini dilakukan secara rutin, maka anak akan sangat antusias dengan aktivitas sekolah mereka. Dan, mereka pasti menunggu saat untuk bisa menceritakan kesenangan apa yang ia dapatkan di sekolah tadi. Jangan lupa juga, kita saja sebagai orang dewasa sangat suka menceritakan kebahagiaan yang kita alami, apalagi anak-anak?

Anak Bisa Menceritakan Pelajaran dan Pengalaman Bersekolah
Ajak Anak Menceritakan Aktivitasnya di Sekolah (genchan.net)

Dari kebiasaan bercerita ini juga kita bisa mencegah anak-anak kita dari bahaya yang akan menimpa mereka di sekolah. Jika anak sudah terbuka dengan kita, maka semuanya akan ia ceritakan, termasuk pengalaman buruk yang ia dapatkan di sekolah, misalnya berantem sama teman, jatuh dari ayunan, dan sebagainya. Manfaatnya, jika sampai terjadi (naudzubillahimindzalik) tindakan kekerasan pada anak kita di sekolah, maka kita bisa segera cegah atau tanggulangi dari awal.

6. Sediakan fasilitas yang ia sukai untuk pergi ke sekolah

Coba ingat-ingat kembali masa kecil kita dulu. Bagaimana rasanya ketika Ayah kita dulu membelikan tas baru atau sepatu baru untuk pergi ke sekolah? Senang sekali bukan? Nah, perasaan itu juga yang akan dirasakan anak ketika kita membelikan mereka tas baru atau sepatu baru untuk mereka pakai di hari pertama sekolah mereka. Tidak perlu mahal, asal anak suka itu sudah menjadi modal yang menyenangkan untuk mereka pergi ke sekolah baru.

Mendesain Bekal Makanan Anak
Bekal yang Menarik untuk Anak Sekolah (ragamkuliner.com)

Selain tas dan sepatu, mungkin kita juga bisa belikan mereka tempat makan dan tempat minum lucu sesuai permintaan mereka, atau bisa juga minta mereka memilihnya sendiri. Meski kadang kita anggap remeh, tapi kehadiran barang-barang kesukaan mereka tersebut mampu menyulut semangat anak untuk pergi ke sekolah dengan gembira.

7. Kerjasama orangtua menjadi tim pendukung yang solid untuk anak di masa awal sekolahnya

Last but not the least, Ayah dan Bunda harus jadi tim yang kompak untuk membantu anak nyaman di masa-masa awal sekolahnya. Untuk yang satu ini, Ayah dan Bunda harus satu kata, senada dan seirama, dari mulai awal memilih sekolah sampai mendorong anak untuk nyaman di sekolahnya. Dan untuk yang satu ini, tolong ditahan dulu perbedaan pendapat diantara Ayah dan Bunda, terutama di depan anak. Contoh kecil, jika Bunda bilang “Ayo Kak, hari ini mau main perosotan lagi nggak bareng teman-teman? Yuk, seru lhoo pastii…” Maka sebisa mungkin Ayah juga mengarahkan hal yang sama, jangan malah bilang, “Kakak hari ini nggak mau ke sekolah ya? Ya udah, nggak papa, main di rumah dulu aja. Di rumah juga seru kok, ya kan?”

Anak Cerdas Bermain Bersama Orang tua
Pentingnya Peranan Orangtua Dalam Pendidikan Anak (flickr.com)

Demikianlah, meskipun pendidikan anak usia dini masih dianggap sebagai proses anak ‘nyobain’ sekolah, namun proses yang benar juga harus mendapat perhatian penuh dari kita, para orangtua. Dukungan dan dorongan menjadi hal krusial yang perlu kita berikan pada anak saat mereka mulai menjalani sekolah pertama mereka.

Terakhir, perlu kita tanamkan juga dalam benak kita, bahwa sekolah bukanlah tempat penitipan anak, bukan juga tempat kita mengalihkan tanggungjawab mendidik anak. Maka, kita juga harus terlibat dalam proses pendidikan anak kita di sekolah. Banyak cara dapat dilakukan untuk itu. Selamat mencoba tips ini!